Kamis,19 Februari 2015

JAKARTA
– Kasus pertikaian yang terjadi melalui media sosial kembali terulang, kali
ini, twitwar antara dua orang pengguna Twitter yang akhirnya
berakhir perkelahian. Baku hantam itu terjadi karena perdebatan dua belah pihak
terkait mobil nasional.
Ketua Dewan Pakar Indonesia ICT Forum, Teguh
Prasetya, menilai, hal tersebut merupakan bagian dari ketidakdewasaan bersikap
pengguna Twitter. Hal tersebut juga membuktikan, orang Indonesia belum
siap secara mental saat menggunakan media sosial.
“Media sosial memang populer saat ini di
Indonesia, namun karena tidak adanya kedewasaan individu dan ketidaksiapan
pengguna dalam menggunakan media sosial. Memang benar media sosial memberikan
wadah pada pemiliknya untuk berekspersi, namun bukan berarti mereka dapat
semena-mena menuliskan pikiran di sana,” ujar Teguh saat dihubungi Okezone,
Jumat (20/2/2015).
Teguh Prasetya juga menyayangkan perilaku para
pengguna Twitter lain yang justru memprovokasi orang yang sedang
berkonflik dalam twiwar tersebut untuk berduel. Hal tersebut
mencerminkan perilaku orang Indonesia sangat kekanak-kanakan.
“Ini bukan hanya tentang dua orang yang berkelahi saja, banyak pengguna Twitter lain atau bahkan teman-teman mereka yang malah memprovokasi mereka untuk berkelahi. Hal yang terjadi itu bukan masalah menyelesaikan secara jantan, namun bisa masuk ranah hukum,” paparnya.
Oleh karena itu, Teguh berharap masyarakat Indonesia dapat berubah menjadi lebih bijak dan menahan emosi saat menggunakan media sosial mereka. Kontrol diri diperlukan agar ke depannya tak terjadi lagi ‘perang’ di jejaring sosial yang menyebabkan konflik berkepanjangan.
“Sama saja dengan menghujat orang lain secara langsung, menghina lewat media sosial juga dilarang keras dan dapat terkena sanksi. Untuk itulah diperlukan etika ber-online yang harus diterapkan untuk membatasi pengguna sosial agar kegiatan online mereka tak merugikan diri sendiri dan orang lain,” ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar